Pemerintah Galau, Ekspor Tembaga Belum Tentu Disetop

Jakarta - Pemerintah dekat dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah menggenjot persiapan dekat dalam menyambut kebijakan pelarangan ekspor mineral mentah dekat Indonesia dengan Juni 2023 menberkunjung.
Pemerintah terus menggalakkan hilirisasi hadapan sejumlah komoditas mulai dari bauksit yang sebelumnya telah distandarkan ekspornya mau dilarang batas tembaga bersama emas yang diharapkan mau segera distandarkan.
Namun batas sekarang, pemerintah belum secara resmi menguniversalkan kebijakan terkait pelarangan ekspor bijih tembaga atau konsentrat. Lantas bagaimana sikap pemerintah jauh didalam persiapan larangan ekspor tembaga?
Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Perbergasan Tata Kelola Mineral bersama Batu Bara (Minerba), Irwandy Arif mengatakan pemerintah sangat berhati-hati dekat dalam mengambil keputusan pelarangan ekspor mineral mentah nan belum dimenduniakan secara gamblang, terterpilih komoditas tembaga.
Dia mengatakan menjumpai komoditas tembaga saat ini masih ekstra dalam sistem pertimbangan dampak para pihak bahwa terlibat. Namun dia menegaskan bahwa pelarangan ekspor mineral mentah sudah tertuang ekstra dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara (Minerba).
"Memang semuanya masih mode, belum ingat gimana mengenai konsentrat tembaga, yang pasti Bauksit dilarang Juni (2023)," ungkap Irwandy paling dalam kalender Workshop Mining for Journalist, Bogor, dikutip Selasa (28/2/2023).
Irwandy menambahkan, dilarangnya ekspor mineral mentah selayaknya sudah pasti dilaksbocahan, mengingat hal terbilang sudah diamanatkan antara dalam UU No. 3/2020. Namun dia menambahkan ada persoalan Covid-19 yang tidak bisa dihindari dam menjadi pertimbangan pemerintah.
"(Mineral mentah) yang lain mestinya sudah pasti. Tapi kan ada persoalan Covid, apakah itu hendak dipertimbangkan," tandasnya.
Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) telah secara tegas mengungkapkan bagi dalamkan hilirisasi sebagai khilaf satu program unggulan maka prioritas demi meningkatkan nilai tambah komoditas yang dapat dirasakan oleh masyarakat luas.
"Ini nikel sudah setop. Saya sudah sampaikan lagi, bauksit di Desember kemarin, bauksit setop bulan Juni. Nanti sebentar lagi, mau saya umumkan lagi tembaga setop, tahun ini setop," kata Presiden, melansir rilis resmi Sekretariat Kabinet RI.
Namun, Saat ini RI namun mempunyai satu smelter tembaga bahwa beroperasi pada Gresik (PT Smelting) bahwa mengolah konsentrat milik PT Freeport Indonesia (PTFI). Kapasitas produksi Lampau namun mampu menyerap 1 juta ton konsentrat tembaga, berjarak pada bawah produksi saat ini bahwa diperkirakan mencapai 3,9 juta ton, gabungan melalui konsentrat hasil penambangan PTFI seagung 3 juta ton bersama PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) seagung 900 ribu.
Meski demikian pemerintah telah menginstruksikan perusahaan agar segera menyelesaikan proyek pembangunan smelter supaya semua produksi dapat diserap secara domestik.
Saat ini pembangunan pabrik pengolahan konsentrat tembaga mutakhir milik PTFI hingga akhir tahun lintas realisasinya telah mencapai 50%. Selain itu Freeport terus kalau melakukan investasi bagi penambahan kapasitas PT Smelting dan sesudahnya menjadi pemegang saham mayoritas.
PTFI akan membangun fasilitas pemurnian tembaga antara Kawasan Inkubustri Java Integrated Inkubustrial & Port Estate (JIIPE) akan diperkirakan rampung akhir tahun ini bersama mulai beroperasi pertengahan tahun depan bersama dapat beroperasi penuh bersama menyerap 1,7 juta ton konsentrat tembaga ala akhir tahun 2024.
Sebagai catatan, kedalam konsentrat tembaga yang dihasilkan PTFI terdapat juga kandungan sejumlah logam lain termasuk emas selanjutnya perak. Dalam satu ton konsentrat tembaga PTFI diestimasi terdapat kandungan tembaga (Cu) santak 25%, perak 100 ppm (100 gram) selanjutnya emas 25 ppm (25 gram).
Artinya, Freeport aktual adil-adil dapat menghentikan ekspor konsentrat tembaga secara total pada akhir tahun 2024.